Apa yang Akan Terjadi Setelah 21 Juta Bitcoin Ditambang?

by Jeffrey Ansen

Salah satu alasan sebuah benda menjadi berharga dan mahal harganya adalah karena kelangkaan. Ketika sebuah benda jumlahnya terbatas, makin banyak orang yang mencarinya dan makin tinggi pula harganya. Inilah yang juga terjadi pada jumlah Bitcoin.

Satoshi Nakamoto, sosok di balik penciptaan Bitcoin, memang sudah menetapkan suplai Bitcoin sejak awal. Ada berbagai teori yang berusaha diungkap mengenai kenapa Satoshi memiliki angka 21 juta. Ada yang menganggap sang mastermind adalah penyuka tenis meja atau blackjack. Padahal, jawabannya sangat sederhana.

Saat pertama kali Satoshi merilis Bitcoin, persedian semua uang kartal dan giral di dunia jumlahnya kurang dari $2.100 triliun. Jika merujuk kepada teori ekonomi, jumlah uang ini mencakup semua mata uang dalam bentuk fisik maupun digital. Satu dolar terdiri dari 100 sen sehingga semua uang yang ada berkisar 2.100 triliun.

Seperti dolar, Bitcoin juga memiliki satuan yang lebih kecil, yakni Satoshi. Satu Bitcoin sama dengan 100 juta Satoshi. Artinya hanya ada 2.100 triliun Satoshi yang nilainya sama dengan 2.100 triliun uang yang beredar pada tahun 2009, tahun di mana Bitcoin dirilis.

Jika aturan ini tidak berubah, maka seluruh Bitcoin yang ada akan selesai ditambang pada tahun 2140. Artinya setelah tahun itu, tidak akan ada Bitcoin baru yang masuk ke dalam sirkulasi.

Melihat Kembali Sejarah Penambangan Bitcoin

Sebanyak 18,5 juta Bitcoin pertama telah ditambang dalam 10 tahun sejak pertama kali Bitcoin diluncurkan. Dengan jumlah koin yang hanya tersisa 3 juta lagi, kita sepertinya sudah berada di tahap akhir penambangan Bitcoin. Pernyataan ini memang benar, tetapi dalam artian terbatas. Sebab jika dirunut kembali, garis waktu penambangan Bitcoin jauh lebih rumit dari ini.

Proses penambangan Bitcoin dilakukan dengan memberikan rewards dalam bentuk Bitcoin kepada penambang setelah verifikasi blok berhasil dilakukan. Proses pemberian rewards ini terus berubah seiring berjalannya waktu.

Ketika pertama kali Bitcoin ditambang, rewards yang diberikan untuk setiap blok terverifikasi adalah 50 Bitcoin. Pada tahun 2012, terjadi pengurangan jumlah rewards dalam proses yang disebut halving. Setelah halving pertama, penambang akan mendapatkan 25 Bitcoin untuk setiap blok terverifikasi.

Halving kemudian terus berlanjut selama 4 tahun sekali. Pada halving kedua tahun 2016, jumlah rewards Bitcoin yang didapatkan penambang untuk setiap blok adalah 12,5. Di tahun 2021, jumlah ini terus berkurang menjadi setengahnya, yakni hanya menyisakan 6,25 Bitcoin saja untuk setiap blok terverifikasi. Ini secara efektif menurunkan tingkat inflasi Bitcoin sebanyak setengah dari nilai awalnya setiap 4 tahun sekali.

Jumlah rewards ini akan terus berkurang setiap kali halving terjadi dan ini akan bertahan selama lebih dari 100 tahun mulai sekarang. Lalu, apakah ada kemungkinan aturan ini berubah? Sayangnya sampai saat ini belum ada tanda-tanda protokol Bitcoin akan mengalami perubahan.

Dampak Terbatasnya Jumlah Suplai Bitcoin pada Para Penambang

Kelompok individu yang akan terdampak paling besar secara langsung karena adanya batasan pasokan Bitcoin sepertinya adalah para penambang Bitcoin itu sendiri. Lalu, apa yang akan terjadi ketika semua Bitcoin selesai ditambang? Apakah para penambang ini lantas akan kehilangan penghasilan?

Setelah 21 juta keping Bitcoin yang ada memasuki sirkulasi, para penambang masih bisa ikut serta untuk menemukan blok baru. Hanya saja mereka tidak akan mendapatkan rewards berupa hadiah blok Bitcoin. Namun, bukan berarti tugas mereka sama sekali tidak mendapatkan imbalan.

Selain hadiah berupa blok, penambang Bitcoin menerima imbalan berupa biaya yang dihabiskan untuk transaksi. Biaya ini juga termasuk ketika mereka menemukan blok baru.

Sampai hari ini, fee transaksi hanya bagian kecil dari intensif para penambang. Penambang sudah berhasil menghasilkan sekitar 900 BTC (kurang lebih $39,8 juta) per hari, tetapi penghasilan dari biaya transaksinya antara 60 dan 100 BTC ($2,6 juta hingga $4,4 juta) setiap hari. Ini menunjukkan bahwa biaya transaksi saat ini hanya senilai 6,5% dari pendapatan penambang. Berdasarkan perkiraan, pada tahun 2140 nilai ini akan naik pesat sampai 100%.

Saat ini, biaya transaksi hanya mewakili beberapa ratus dolar per bloknya. Dengan pertumbuhan jumlah transaksi dalam jaringan blockchain Bitcoin sekaligus meningkatnya harga Bitcoin, jumlahnya akan terus meningkat. Pada akhirnya, biaya transaksi ini akan berfungsi sebagai perekonomian tertutup yang nilainya dihitung seperti pajak.

Bagaimana Jika Para Penambang Berhenti Menambang?

Meskipun ada pemikiran yang menyatakan bahwa biaya transaksi masih akan cukup memberi insentif kepada penambang nantinya, tidak semua orang setuju dengan konsep ini. Jika mayoritas penambang atau bahkan semua penambang berhenti menambang Bitcoin, maka jaringan Bitcoin akan mengalami banyak sekali perubahan.

Anda bisa melihat alamat dompet tempat Anda menyimpan Bitcoin dan memeriksa total Bitcoin yang ada. Anda juga masih bisa melihat seluruh riwayat transaksi Bitcoin yang pernah dilakukan. Namun, untuk melakukan konfirmasi transaksi baru, diperlukan penambangan. Jika penambang berhenti memproduksi blok baru, membelanjakan Bitcoin di masa depan secara efektif tidak akan bisa terjadi.

Ini sama saja dengan kiamat untuk jaringan Bitcoin. Namun, banyak yang percaya bahwa penambang akan tetap bertahan meskipun satu-satunya harapan yang mereka dapatkan sebagai rewards adalah biaya transaksi. CEO #Hashed, Simon Kim, menyatakan bahwa mungkin ada perubahan di masa depan yang bisa memberi insentif kepada penambang bahkan jika rewards tidak ada. Namun, tidak semua orang setuju dengan konsep ini.

Sebuah studi yang dilakukan di Universitas Princeton tahun 2016 lalu menyimpulkan bahwa biaya transaksi saja tidak akan cukup menjadi insentif. Sebagian besar lagi menyebut bahwa mengandalkan biaya transaksi saja akan menyebabkan konsekuensi yang membahayakan keamanan Bitcoin di masa depan.

Beberapa Catatan Penting tentang Terbatasnya Jumlah Bitcoin

Proyeksi habisnya sisa Bitcoin yang akan ditambang memang akan memakan waktu lebih dari 100 tahun. Pada kenyataannya, menjelang tahun 2140, para penambang mungkin akan menerima rewards yang sebenarnya hanya sebagian kecil dari Bitcoin akhir yang akan ditambang. Penurunan dramatis dari jumlah reward ini dapat berarti bahwa proses penambangan mungkin akan berubah sepenuhnya sebelum batas waktu tahun 2140.

Penting juga untuk diingat bahwa jaringan Bitcoin itu sendiri kemungkinan akan berubah secara signifikan. Melihat bagaimana Bitcoin telah berubah hanya dalam satu dekade, protokol baru, metode pencatatan dan pemrosesan transaksi baru hingga sejumlah faktor lain dapat memengaruhi proses penambangan.

Peristiwa penting terbaru yang juga sebaiknya menjadi pertimbangan adalah surat dari Kantor Pengawas Mata Uang (Office of the Comptroller of the Currency/OCC) pada Januari 2021 lalu. Surat tersebut mengesahkan penggunaan cryptocurrency sebagai metode pembayaran, pengenalan Bitcoin oleh PayPal dan penerimaan Tesla atas Bitcoin sebagai alat untuk membeli mobil Tesla dengan atap berpanel surya.

Jumlah Bitcoin memang telah dibatasi. Namun, bagaimana efeknya terhadap ekosistem yang ada masih mungkin akan berubah. Kita hanya perlu menunggu untuk bisa menyaksikannya.

You may also like

Leave a Comment